Penulis: Castro | Editor: Senja
MATAKALTARA.COM, NUNUKAN – Jelang Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah, Bupati Nunukan Asmin Laura melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Kamis (29/02/2024), pagi.
Sidak dilakukan untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat jelang Bulan Suci Ramadan.Diketahui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami musim kekeringan hingga Maret 2024.
“Banyak keluhan masyarakat soal pemadaman air secara bergilir yang dilakukan hingga saat ini. Saya paham keadaan ini. Tapi bukan berarti pemerintah daerah membiarkan,” kata Asmin Laura, Minggu (24/03/2024).
Laura mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan telah melakukan upaya penanganan krisis air baku untuk jangka pendek. Termasuk perencanaan menengah dan jangka panjang. Lebih lanjut dia katakan bahwa untuk solusi jangka pendek, Pemkab Nunukan telah membangun 14 titik sumur bor yang tersebar di tujuh kelurahan.
Seperti Kelurahan Nunukan Timur, Kelurahan Nunukan Utara, Kelurahan Mansapa, Kelurahan Selisun, Kelurahan Nunukan Selatan, Kelurahan Tanjung Harapan, dan Kelurahan Nunukan Barat.
Bahkan tahun ini, Pemkab Nunukan menganggarkan penambahan 25 titik sumur bor lagi.
“Kami sudah bangun sumur bor di 14 titik yang ada di sejumlah kelurahan. Tahun ini melalui Dinas PU, Pemkab Nunukan anggarkan 25 titik sumur bor lagi. Awalnya mau menggunakan dana CSR, tapi karena agak lambat makanya Pemkab yang anggarkan,” ucap Laura.
Laura beberkan solusi jangka pendek lainnya adalah dengan meminta OPD (organisasi perangkat daerah) terkait agar bersama-sama dengan Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan membagikan air ke rumah-rumah warga yang terdampak.
“Untuk bagi-bagi air bersih ke rumah warga sudah dilakukan dan sementara berjalan saja,” tambahnya.
Sementara itu, untuk jangka menengah Pemkab Nunukan rencanakan pengerukan embung yang selama ini menjadi sumber air baku.
Pasalnya dua embung saat ini, Embung Bilal dan Embung Bolong sudah terlihat dangkal. Sehingga menyebabkan volume tampung air hujan pada dua embung tersebut terbilang kecil.
“Soal pengerukan embung sudah kami ajukan dan direspon oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan V Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tapi Balai, baru bisa anggarkan pada tahun 2025,” ujar Laura.
Selanjutnya solusi jangka panjang, Laura menuturkan akan memperbanyak embung. Kendati begitu, proses mewujudkan satu embung, selain anggaran dibutuhkan besar juga waktu yang agak lama.
“Tahun ini kami sudah alokasikan anggaran untuk pembebasan lahan di Embung Limau. Hanya saja baru tahap konstruksi. Tahun depan disambung tahap penampungan, karena butuh lahan 34 hektar,” tuturnya
Lanjut Laura,”Untuk tahun ini, mungkin beberapa hektar dulu yang diwujudkan pembangunannya. Sambil menunggu anggaran dari Balai pada 2025 untuk pembangunan fisiknya. Siapkan dulu lahannya biar jadi dasar buat Balai untuk anggarkan pembangunan itu,” ungkapnya.
Selain itu, Laura juga mengimbau kepada masjid-masjid di Kabupaten Nunukan untuk mengadakan Salat Istisqa (doa minta hujan).
“Selesai Salat Jumat, kami minta masjid-masjid untuk adakan Salat Istisqa. Semua upaya harus kita lakukan, karena air adalah kebutuhan dasar masyarakat,” imbuh Laura.