Baru Setahun Diaspal, Jalan di Sebatik Amblas, Warga Nyaris Celaka Kades Minta Perbaikan Sebelum Ada Korban

oleh

Penulis: Castro | Editor: Friska

MATAKALTARA.COM, NUNUKAN – Kerusakan jalan kembali dikeluhkan warga di wilayah perbatasan RI-Malaysia. Kali ini, jalan yang menghubungkan Desa Padaidi dengan Desa Balansiku, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Jalan dengan sebutan Padaidi itu mengalami amblas cukup parah meski baru diaspal lebih dari setahun lalu.

Nasri, warga RT 02 Desa Padaidi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi jalan tersebut.

Ia bahkan mengaku hampir celaka saat mencoba menghindari kendaraan mobil dari arah berlawanan.

“Waktu itu saya hampir jatuh karena pinggir jalan sudah amblas. Harus menghindar dari mobil dari depan, tapi jalannya berlubang dan rawan sekali. Jalan ini setiap hari dilewati warga,” kata Nasri, Sabtu (19/07/2025), sore.

Menurutnya, ada dua titik jalan yang mengalami amblas, salah satunya adalah akses menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Desa Padaidi.

Sudah 3 Kali Diperbaiki, Tanah Masih Turun

Menanggapi keluhan warga, Kepala Desa Padaidi, Kecamatan Sebatik, Abigurdi, membenarkan bahwa jalan tersebut memang dalam kondisi rusak.

Abigurdi menyebut, meskipun jalan sudah beberapa kali diperbaiki, kontur tanah yang terus menurun membuat kerusakan sulit dihindari.

“Itu jalan dari simpang empat SMA ke arah barat, tembus ke Balansiku. Awalnya jalan tani, sekarang sudah jadi jalur utama. Tapi tanahnya terus turun, bukan longsor, makanya meski sudah diperbaiki sampai tiga kali tetap saja amblas,” ujar Abigurdi.

Dia mengaku telah memasang tanda peringatan, karena jalan sangat berbahaya di malam hari.

“Penerangan tidak ada, jalan gelap. Mobil dan motor masih banyak lewat. Truk juga lewat situ,” tuturnya.

Status Jalan Masih Simpang Siur

Terkait status jalan, Nasri menyampaikan bahwa jalan tersebut merupakan jalan provinsi. Namun, Abigurdi mengatakan pembangunan jalan menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN dengan pagu anggaran sekira Rp 40 miliar.

“Kalau tidak salah pengaspalan pakai anggaran APBN tahun 2024. Anggarannya Rp40 miliar, tapi ya begitulah kondisinya. Dulunya jalan tani, untuk kebun sawit. Sekarang sudah ramai dilalui,” ungkap Abigurdi.

Hingga kini, belum ada kejelasan resmi mengenai status administrasi jalan tersebut, apakah milik provinsi atau nasional. Namun, Abigurdi berharap, terlepas dari statusnya, perbaikan segera dilakukan agar tak ada korban jiwa.

“Jangan tunggu ada orang celaka dulu baru diperbaiki. Warga juga was-was tiap lewat jalan itu,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *