Penulis:Fidelis | Editor:Castro
MATAKALTARA.COM, NUNUKAN – Musim kemarau yang melanda wilayah Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) dalam sebulan terakhir mulai berdampak serius terhadap sektor pertanian.
Bibit padi yang disemai petani di sejumlah desa terancam gagal tumbuh akibat kekurangan air.Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengatakan kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terlebih wilayahnya dikenal sebagai sentra penghasil beras organik Adan Krayan, komoditas unggulan yang bahkan menembus pasar Malaysia.
“Sudah berjalan satu bulan kekeringan. Ini jarang terjadi. Tahun lalu bahkan tidak ada kemarau, hujan sepanjang tahun. Tapi tahun ini beda. Bibit padi yang disemai mulai kering, kalau ini terus berlanjut bisa gagal tanam total,” kata Oktavianus Ramli saat dikonfirmasi MataKaltara.com, Rabu (30/07/2025), sore.
Menurutnya, ada 13 desa di Krayan Selatan kini terdampak kekeringan yakni Long Budung, Pa’Dalan, Pa’Urang, Pa’Tera, Pa’Sing, Long Pupung, Long Pasia, Long Biar, Liang Lunuk, Pa’Kaber, Pa’Ibang, Pa’Anai, dan Pa’Upan.
“Yang dekat dengan irigasi masih bisa diselamatkan. Tapi lahan yang jauh, tidak ada upaya lain selain pasrah,” ujarnya.
Oktavianus menambahkan, petani di Krayan Selatan sangat bergantung pada hasil padi organik sebagai sumber penghidupan utama.
“Beras Adan Krayan itu bukan cuma soal ekonomi, tapi juga identitas budaya masyarakat sini. Jadi ini ancaman serius kalau gagal tanam,” ungkapnya