Penulis: Aaron Blenda Helan | Editor: Senja
MATAKALTARA.COM, NUNUKAN – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (Dirut RSUD) Kabupaten Nunukan melakukan MoU bersama Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita di Jakarta, belum lama ini.
MoU tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan program pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak dan program pelayanan bayi tabung.
Agenda penandatanganan berlangsung di aula pertemuan RSAB Harapan Kita yang disaksikan oleh Manajemen RSUD Kabupaten Nunukan dan RSAB Harapan Kita.
Dirut RSUD Nunukan dr Dulman beberkan ada dua bentuk kerjasama yang dilakukan bersama RSAB Harapan Kita.
“RSUD Kabupaten Nunukan ditunjuk sebagai mitra dalam program pendidikan dokter spesialis anak hospital based dan program pelayanan bayi tabung,” kata dr Dulman.
Menurutnya RSAB Harapan Kita sudah mengampu RSUD Nunukan dan sudah layak melaksanakan program kerjasama pengiriman program pendidikan dokter spesialis Anak melalui hospital based.
Apalagi kata dia, RSUD Nunukan sudah memiliki Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di level 3 dengan fasilitas yang sesuai standar yang ditetapkan oleh RSAB Harapan Kita.
“Jadi hal kerjasama kita dalam pendidikan dokter spesial ini RSAB sudah mempercayakan kepada RSUD Nunukan. Apalagi RSUD Nunukan merupakan rumah sakit satu-satunya yang berada di wilayah Kaltara yang bekerjasama dalam program pendidikan spesialis anak berbasis hospital based,” ucapnya.
Selain itu, dr Dulman juga menyampaikan keuntungan dari kerjasama tersebut, lantaran RSUD Nunukan ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan.
Sehingga Kementerian Kesehatan memiliki tanggungjawab untuk melengkapi sarana dan prasarana kesehatan, baik fisik maupun alat kesehatannya.
“Harapannya agar kualitas program pendidikan dokter spesialis anak bisa lebih ditingkatkan dan juga akan mendapatkan tambahan tenaga kesehatan,” ujarnya.
dr Dulman menuturkan ke depan RSUD Nunukan merancang gedung ibu dan anak terpadu seperti yang ada di Rumah Sakit Sardjito. Hal tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah melalui program Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Utamanya untuk daerah perbatasan, terpencil, dan kepulauan.
“Direktur Rumah Sakit Sardjito memberikan arahan dan masukan untuk mengkomunikasikan ke Kementrian Kesehatan soal pembangunan gedung terpadu pelayanan maternal dan neonatal (ibu dan bayi),” tuturnya.
Lanjut dr Dulman,”Nah, dalam gedung tersebut sudah terdapat pelayanan ibu bersalin, NICU, pediatric care unit (PICU), kamar operasi, dan pelayanan unit gawat darurat ibu dan bayi. Apalagi lahan kita masih ada untuk membangun gedung tersebut,” tambahnya.
Dalam penandatanganan MoU yang dilakukan bersama RSAB Harapan Kita, juga menyangkut program bayi tabung.
dr Dulman menjelaskan bahwa program bayi tabung memerlukan fasilitas yang cukup besar. Sehingga kerjasama tersebut menjadi permulaan, yang mana RSAB Harapan Kita sebagai pihak pertama akan menyediakan fasilitas untuk penanganan bayi tabung.
“RSUD Nunukan sebagai pihak kedua akan melakukan screening terhadap pasangan yang secara alamiah tidak bisa memiliki keturunan. Melalui program ini pasangan suami istri bisa memiliki keturunan,” ungkapnya.
Dalam perkembangan program bayi tabung ke depannya, dr Dulman berharap RSUD Nunukan bisa mandiri untuk melakukan proses bayi tabung. Kendati begitu tetap melalui bantuan atau supervisi dari RSAB Harapan Kita.
“Jika secara alamiah pasangan suami istri tidak memungkinkan untuk mendapatkan keturunan dan juga biaya yang dikeluarkan oleh pasangan tersebut tidak semahal dengan rumah sakit yang menerapkan program pelayanan bayi tabung. Melalui RSUD Nunukan biaya mudah terjangkau,” imbuhnya.