Penulis: Aaron Blenda Helan | Editor: Senja
MATAKALTARA.COM, NUNUKAN – Belum lama ini RSUD Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) selamatkan nyawa bayi baru lahir dengan berat badan 900 gram.Bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 1.000 gram biasa disebut BBLASR (bayi berat lahir amat sangat rendah).
Dokter spesialis anak RSUD Nunukan, dr Sholeh, mengaku penyelamatan bayi yang masuk kategori BBLASR merupakan suatu keberhasilan luar biasa, lantaran Kabupaten Nunukan menjadi salah satu wilayah di Kaltara yang memiliki angka kematian bayi cukup tinggi.
“Nunukan ini jadi salah satu wilayah dengan angka kematian bayi yang cukup tinggi. Tapi RSUD Nunukan bisa menyelamatkan bayi baru lahir dengan berat 900 gram,” kata dr Sholeh.
Kendati begitu, proses lahiran bayi yang dimaksud melalui operasi sesar, karena sang ibu mengalami hipertensi kehamilan.dr Sholeh menjelaskan bahwa bayi BBLASR berhasil diselamatkan melalui layanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) level 3 yang dimiliki RSUD Nunukan saat ini.
Padahal sebelumnya, kata dia untuk menyelamatkan bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) maupun BBLASR hampir tidak mungkin dilakukan.
“Untungnya RSUD Nunukan punya fasilitas yang sudah ada sejak awal 2023 yakni ruang NICU level 3. Kalau dulu sebelum ada NICU ini, harapan untuk bayi selamat dengan kondisi BBLSR atau BBLASR hampir tidak mungkin,” ucapnya.
Menurutnya, faktor kasus kematian bayi, baik itu berstatus BBLR (bayi berat lahir rendah), BBLSR, termasuk BBLASR, lantaran bayi tidak mampu bernafas secara mandiri.Sehingga penanganan yang cepat merupakan kunci keselamatan sang bayi.
“Kita tahu bersama bahwa Nunukan ini topografinya kepulauan. Sehingga ketika terjadi kasus di luar pulau Nunukan seperti bayi lahir tidak menangis atau tidak bernafas sulit untuk ditangani. Mau ke RSUD Nunukan harus jalan darat dan laut,” ujarnya.
Lanjut dr Sholeh,”Untuk kasus bayi seperti itu hanya dapat ditangani saat golden periode atau 90 detik setelah lahir. Setelah itu masuk ke lima menit dan seterusnya maka peluang selamat makin kecil,” tambahnya.
Dia beberkan penyebab bayi dengan berat lahir rendah sering kali disebabkan oleh persalinan prematur. Atau dengan kata lain bayi lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Kondisi tersebut kata dia disebut sebagai intrauterine growth restriction (IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat.
“Hal ini terjadi apabila bayi tidak bertumbuh dengan baik selama kehamilan. Kondisi itu dapat disebabkan oleh masalah pada plasenta, kesehatan ibu, atau kesehatan bayi,” tuturnya.
dr Sholeh mengimbau kepada masyarakat agar langsung menuju RSUD Nunukan ketika ada permasalahan pada bayinya. Baik sebelum ataupun sesudah lahir.
Dia juga berharap kepada pemerintah daerah untuk mencari solusi terkait akses perjalanan dari pulau ke pulau di wilayah Kabupaten Nunukan.
“Harapannya pemerintah daerah dapat mencari solusi terkait permasalahan akses menuju RSUD Nunukan. Ini untuk menekan angka kematian bayi. Kepada para ibu agar menjaga pola hidup sehat. Begitu ada masalah pada bayi langsung dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.